PENDAHULUAN
Stroke adalah serangan terhadap otak di mana adanya gangguan aliran darah menuju otak1. Stroke merupakan salah satu kegawatan medis1,2. Stroke dapat menyerang segala usia. Penelitian WHO MONICA menunjukkan bahwa insidensi stroke bervariasi antara 48 sampai 240 per 100000 per tahun pada populasi usia 45 sampai 54 tahun. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan insidensi stroke pada usia dibawah 55 tahun adalah 113,8 per 100000 orang per tahun3.
Stroke iskemik (non hemoragik) adalah stroke yang terjadi akibat aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah3.
Stroke kriptogenik adalah stroke yang tidak diketahui penyenababnya (factor resikonya) setelah dilakukan penelusuran secara luas terhadap penyebab umum seperti masalah jantung dan permasalahan emboli lainnya4.
Dalam kasus ini akan dibahas mengenai kasus stroke iskemik suspect cryptogenic pada pasien ruang neurologi RS Y.
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien laki-laki, umur 52 tahun kiriman RSUD X melalui IGD masuk ke bangsal neuro RS Y pada tanggal 13 April 2010 jam 05.45 dengan :
Keluhan utama :
Anggota gerak kanan lemah dan bicara pelo
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien tiba-tiba jatuh pada tanggal 9 April 2010 dan dibawa ke RSUD X. Anggota gerak kanan lemah, bicara pelo. Mual dan muntah (-). Pasien dirujuk ke RS Y pada tanggal 13 April 2010. Pasien dirawat selama 10 hari, yaitu sampai tanggal 22 April 2010.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit jantung : tidak ada
Riwayat penyakit hipertensi : tidak ada
Riwayat penyakit Diabetes mellitus : tidak ada
Riwayat penyakit stroke sebelumnya : tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita stroke
Riwayat Kebiasaan :
– Sering mengkonsumsi kopi
– Merokok satu bungkus per hari sejak masih bujangan
– Tidak pernah olah raga
– Sering bekerja sampai malam
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
Tingkat kesadaran : CM
Tekanan darah : 140/90
Frekuensi pernafasan : 22 X/menit
Frekuensi nadi : 60 X/menit
Suhu tubuh : 36 0 C
Status neurologis : Kesadaran : E4 M6 V5 (CGS = 15)
Sensasi persyarafan : Sensasi raba (+), kaku kuduk (-)
Kekuatan otot : ka. 1111 ki : 5555
Diagnosis kerja
Suspect Stroke iskemik
Penatalaksanaan
– Oksigen 2-4 L/menit
– Asering 16 gtt/menit
– Lancolin 2 x 500 mg IV
– Neurodex tablet 1×1
Pemeriksaan penunjang :
Leukosit : 10.000 (nilai normal : 4.000-10.000 /mm3)
Eritrosit : 5.28 (nilai normal : 3.8-5.8 x 106 /mm3)
Hemoglobin : 12.9 ( nilai normal : 11.0-16.5 L g/dl)
Platelet : 330 (nilai normal : 150-450 x 103 /mm3)
Hematokrit : 39.3 (nilai normal : 35-50 L %)
Kadar gula darah random : 75 (nilai normal <100 mg %)
Ureum : 26 (nilai normal 20-40 mg %)
Kreatinin : 0.8 (nilai normal : 0.6-1.1 mg %)
Rencana pemeriksaan :
Pemeriksaan EKG
Follow up
Hari kedua rawatan (13-04-2010)
S : Lemah anggota gerak kanan sejak + 4 hari yang lalu, bicara (-).
O: KU: sedang, kesadaran : CM, TD : 140/90, CGS : 15, afaksia.
A: suspect CVD. stroke iskemik onset 4 hari
P : brainact 500 mg injeksi 2X1
Simvastatin 10 mg tablet 1X1
Soholin 1 X 1 tab
Ranitidine 50mh/2 ml injeksi 2X1
Infuse NaCl 0.9 % 12 jam/kolf
Anjuran: CT Scan kepala, EKG/hari, konsul ke bagian jantung
Hari ketiga rawatan (14-04-2010)
O: TD : 140/90, CGS : 15, hasil CT-Scan Kepala
A: suspect CVD. Infark serebri
DD/ SOL intrakranial
P : Clopidogrel tablet 75 mg 1×1
Trombo aspilets tablet 80 mg 1×1
Terapi brainact, ranitidine, benocetam, sohobion dan simvastatin dilanjutkan
Anjuran: CT Scan kepala+kontras
Hari keempat rawatan (15-04-2010)
O : TD : 110/70, CGS : 15
P :
Kalmethason injeksi 4×1 ampul
Terapi dilanjutkan
Pemeriksaan EKG distop
Hari kelima rawatan (16-04-2010)
O : TD : 130/80, CGS : 15
P : terapi dilanjutkan
Fisioterapi
Hari keenam rawatan (17-04-2010)
S : pasien masih lemah sebelah kiri, bicara pelo, makan (+)
O: TD : 110/70, CGS : 15, hasil CT-Scan Kepala + kontras
A: Diagnosa dai hasil CT-Scan+ kontras : multiple infark intrakranial
P : kalmethason injeksi distop
Brainact injeksi diganti dengan zeufor tablet 500 mg 2X1
Ranitidine injeksi diganti dengan ranitidine tablet 150 mg 2X1
Infus aff
Fisioterapi motoris dan speech dilanjutkan
Hari ketujuh rawatan (18-04-2010)
O : TD : 100/70, CGS : 15
P : terapi dilanjutkan
Fisioterapi
Hari kesdelapan rawatan (19-04-2010)
O : TD : 100/70, CGS : 15
P : terapi dilanjutkan
Fisioterapi
Hari kesembilan rawatan (20-04-2010)
O : TD : 120/80, CGS : 15 kes : Cm, respon (+), motorik
2222 | 5555 |
2222 | 5555 |
A : hemiparesis dextra + afasia ec infark serebri
P : terapi dilanjutkan
Speech terapi
Hari kesepuluh rawatan (21-04-2010)
O : TD : 100/70, CGS : 15
P : terapi dilanjutkan
Hari kesepuluh rawatan (22-04-2010)
O : TD : 100/70, CGS : 15
A : diagnose : CVD Stroke Iskemik + Afasia ec Suspect. Cryptogenic
P : pasien Acc pulang
Pada tanggal 22 April 2010 pasien sudah boleh pulang, tapi karena pasien berasal dari Luar Profinsi maka pasien menunda pulang sampai ada pihak keluarga yang menjemput. Obat yang di bawa pulang adalah: Copidrel tablet 75 mg, Thrombo Aspilets tablet 80 mg, Benocetam tablet 1200 mg dan Zeufor tablet 500 mg.
DISKUSI
Dilaporkan pasien laki-laki berumur 52 tahun jam 05.45 di IGD RS Y pada tanggal 13 April 2010 dengan keluhan pasien tiba-tiba jatuh dan anggota gerak kanan lemah sejak tanggal 9 April 2010, bicara pelo, tanpa disertai mual dan muntah. Pasien sebelumnya dirawat di RSUD X pada tanggal 9 April 2010 lalu dirujuk ke RS Y.
Di IGD, pasien diberikan terapi : Oksigen 2-4 L/menit, Asering 16 gtt/menit, Lancolin 2 x 500 mg IV, Neurodex tablet 1×1. Terapi asering bertujuan untuk untuk menjaga keseimbangan homeostatis pada pasien. Lancolin® (citicolin) sebagai neuroprotektor bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan konsumsi oksigen di otak pada gangguan serebrovaskular. Neurodex bertujuan sebagai vitamin sebagai suplemen vitamin. Juga dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium dengan hasil : Kadar gula darah random : 75 (nilai normal <100 mg %), Ureum : 26 (nilai normal 20-40 mg %), Kreatinin : 0.8 (nilai normal : 0.6-1.1 mg %). Rencana pemeriksaan adalah pemeriksaan EKG.
Pada tanggal 14 Maret 2010, terapi neurodex dihentikan dan diganti dengan soholin yang bertujuan sebagai vitamin untuk neurologik. Injeksi lancolin dihentikan dan digantikan dengan injeksi brain act 2×1 sebagai neuroprotektor. Pasien juga diberikan simvastatin sebagai anti-LDL kolesterol. LDL kolesterol merupakan lemak “jahat” yang dibawa bersama aliran darah yang memungkinkan terjadinya plak-plak dan pembekuan di dinding pembuluh darah. Adanya emboli akibat plak yang disebabkan oleh kolesterol memungkinkan terjadinya stroke berulang. Jadi, simvastatin bertujuan untuk mencegah terjadinya stroke berulang. Benocetam® (piracetam) diberikan untuk mengobati gangguan serebrovaskular dan insufisiensi sirkulasi serebral. Pada kasus pasien dengan afasia, maka diberikan terapi ini untuk melancarkan aliran darah menuju bagian yang mengalami gangguan serebrovaskular. Pasien juga diberikan terapi ranitidin injeksi untuk mencegah terjadinya stress ulcer. Stress ulcer ini disebabkan adanya peningkatan metabolisme dan pada penurunan nafsu makan.
Diagnosa kerja pada hari kedua rawatan ini adalah stroke iskemik. Pasien disarankan untuk melakukan CT-Scan kepala, konsul ke bagian jantung, dan melakukan periksa EKG setiap hari. Pada kausu ini, pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang menjadi faktor risiko terjadinya stroke, baik itu riwayat hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, maupun penyakit stroke sebelumnya. Pasien juga tidak memiliki keluarga dengan riwayat stroke. Pada saat ini, ada berbagai dugaan diantaranya penyakit cardiovaskular. Maka, dilakukan periksa EKG setiap hari dan konsul ke bagian jantung. Riwayat kebiasaan pasien adalah mengkonsumsi kopi, merokok 1 bungkus/hari, tidak pernah olah raga dan sering kerja sampai malam.
Pada hari ketiga rawatan, tanggal 14 April 2010, diperoleh hasil CT-Scan kepala pasien. Diagnosa untuk penyakit pasien adalah suspect CVD Infark cerebri dan SOL intrakranial, yaitu ada kemungkinan tumor pada intrakranial. Pasien disarankan untuk melakukan CT-Scan dan kontras. Pasien diberikan terapi kombinasi antara Clopidogrel 75 mg 1×1 dan tromboaspilets 8 mg 1×1 untuk mengatasi infark cerebri dan mencegah terjadinya aterotrombotik yang dapat menyebabkan stroke berulang.
Pada hari keempat rawatan pasein diberikan injeksi kalmethason (dexamethason). Dari hasil CT-scan kepala, dokter menduga adanya massa pada bagian intrakranial. Untuk mencegah adanya pendesakkan oleh massa tersebut, pasien diberikan terapi secara vasogenik, yaitu untuk menurunkan tekanan cairan intrakranial dengan terapi kalmethason injeksi.
Pada hari kelima rawatan, terapi dilanjutkan dan pemeriksaan EKG perhari dihentikan. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk melakukan fisioterapi.
Pada hari keenam rawatan, hasil CT-Scan dan kontras diperoleh dan dugaan adanya tumor pada bagian intrakranial tidak terbukti sehingga injeksi kalmethason dihentikan. Hsail diagnosa dari CT Scan dan kontras adalah multiple Infark intracranial. Terapi dilanjutkan. Pasien juga dianjurkan untuk melakukan fisioterapi lanjutan. Karena kondisi pasien sudah agak membaik dan nafsu makan sudah meningkat maka infus dihentikan. Selain itu, juga dilakukan penggantian injeksi brainact dengan Zaufor 500 2X1. Ranitidin injeksi diganti dengan ranitidine tablet 150 mg 2×1 hari. Fisioterapi tetap dilanjutkan. Terapi dilanjutkan hingga hari terakhir rawatan.
Diagnosa yang ditegakkan untuk pasien ini adalah : Stroke Iskemik + Afasia ec Suspect Cryptogenic. Pasien digolongkan kepada stroke cryptogenik karena tidak ada faktor risiko pada pasien ini. Baik itu faktor risiko penyakit, berupa hipertensi, dibetes mellitus, penyakit jantung, hiperlipidemia maupun stroke sebelumnya. Pasien juga tidak meiliki riwayat keluarga yang menderita stroke. Selain itu, jika ditinjau dari faktor umur, pasien masih tergolong umur yang belum berisiko terkena stroke. Diduga ini berkaitan dengan riwayat kebiasaan ataupun reaksi autoimun ACA (anti cardiolipin antibody). Perlu ada pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah penyebabnya adalah reaksi autoimun (ACA) ataupun tidak. Namun, test ini tidak dilakukan pada pasien. Hal ini disebabkan pengobatan autoimun ACA tidak akan memberikan makna secara klinis. Pengobatan lebih difokuskan kepada stroke dan pencegahan stroke berulang. Selain itu, reagen untuk melakukan ACA-test ini tidak tersedia di laboratorium RS Y.
TINJAUAN OBAT YANG DIGUNAKAN
- Asering
Komposisi : Per L Na 130 mEq, K 4 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq, Asetat 28 mEq
Indikasi : terapi cairan pengganti untuk kehilangan cairan secara akut
Dosis : individual
KI : penderita gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yang
disebabkan oleh Na dan hiperproteinemia
ESO : demam, infeksi pada tempat injeksi, thrombosis pada vena atau
flebitis pada tempat injeksi, hipervolemia.
- Neurodex
Komposisi : Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg.
Indikasi : gejala neurotropik karena defisiensi vitamin, gangguan neurologic.
Dosis : 1 drag 2-3 x/hari
Pemberian : dapat diberikan bersama makanan untuk menghilangkan rasa tidak
nyaman pada GI
- Lancolin
Komposisi : citicolin Na
Indikasi : membantu menangani penurunan kemampuan kognitif pada usia
Lanjut
Dosis : 1 tablet 2 x/hari
Pemberian : berikan pada saat makan atau diantara waktu makan
ESO : nyeri epigastrum, mual, kemerahan pada kulit, sakit kepala, pusing.
- Brainact injeksi
Komposisi : citicolin
Indikasi : gangguan kesadaran yang menyertai kerusakan/ cedera serebral.
Dosis : 100-500 mg 1-2 x/hari secara IV drip atau injeksi
Pemberian : berikan pada saat makan atau diantara waktu makan
ESO : hipotensi, ruam, insomnia, sakit kepala
- Kalmetason injeksi
Komposisi : dexamethasone
Indikasi : inflamasi, alergi & penyakit yang responsive terhadap glukokortikoid
Dosis : 4-20 mg IM atau IV
Pemberian : bersama makanan
KI : herpes simplex ocular, infeksi jamur atau pyogenik.
ESO : lemah otot, osteoporosis, tukak peptic, gangguan penyembuhan luka
- Ranitidin injeksi
Indikasi : Tukak lambung dan usus 12 jari , Hipersekresi patologik sehubungan
dengan sindrom Zollinger-Ellison”
KI : Penderita gangguan fungsi ginjal, Wanita hamil dan menyusui
Dosis : Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari
Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari
Untuk sindrom Zollinger-Ellison: 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat bertambah menjadi 900mg.
Dosis pada gangguan fungsi ginjal:
Bila bersihan kreatinin (50ml/menit): 150mg tiap 24 jam, bila perlu tiap 12 jam. Karena Ranitidine ikut terdialisis, maka waktu pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis.
ESO : diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea,
Konstipasi
Interaksi Obat :
Hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi obat pada mikrosom hepar.terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis warfarin harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine menjadi 200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya perubahan pada waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma.
- Sohobion 5000
Komposisi : Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 5000 mcg
Indikasi : terapi defisiensi vit B
Dosis : 1 tablet/hari
Pemberian : dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI
ESO : sindroma neuropati (penggunaan dosis besar, jangka panjang)
- Simvastatin
Indikasi : menurunkan jumlah kolesterol total & LDL pada hiperkolesterolemia
primer dan sekunder, meningkatkan HDL
Dosis : awal 10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari. Maksimal 40
mg/hari dosis tunggal (malam hari)
Pemberian : setelah makan
KI : penyakit hati aktif atau peningkatan persisten serum transaminase
idiopatik
ESO : nyeri abdomen, konstipasi, kembung
Interaksi : meningkatkan efekantikoagulan dari kumarin.
- Copidrel
Kompisisi : clopidogrel
Indikasi : penurunan kejadian aterotrombotik pada stroke iskemik
Dosis : 75 mg 1x/ hari
Pemberian : sebelum atau setelah makan
KI : gangguan hati berat. Tukak peptic atau perdarahan intracranial.
ESO : purpura, memar, hematoma, epistaksis, hematuria, perdarahan ocular
Interaksi : warfarin, penghambat glikoprotein IIb/ IIIa, asam asetilsalisilat,
heparin, trombolitik, AINS
10. Thrombo aspilets
Komposisi : asam asetilsalisilat
Indikasi : terapi & pencegahan thrombosis pada infark miokard akut atau pasca
stroke.
Dosis : 1-2 tablet 1 x/hari
Pemberian : sesudah makan, telan utuh. Jangan dikunyah/dihancurkan
KI : sensitive terhadap aspirin. Asma, ulkus peptikum, perdarahan
subkutan, hemophilia, trombositopenia. Terapi antikoagulan
ESO : iritasi Gi, mual, muntah
11. Benocetam
Komposisi : piracetam 1200 mg
Indikasi : pengobatan infark serebral
Dosis : awal 2,4 g/hari dibagi dalam 3 dosis selama 6 minggu. Dosis
pemeliharaan 1,2 g/hari dibagi dalam 3 dosis.
Pemberian : sebelum makan
KI : insufisiensi ginjal berat
ESO : gelisah, insomnia, ansietas, tremor, agitasi, somnolen.
Interaksi : jangan diberikan bersama dengan ekstrak tiroid.
12. Zeufor
Komposisi : citicolin
Indikasi : penurunan kesadaran akibat cedera kepala atau bedah otak
Dosis : 1000 mg 1x/hari secara oral
Pemberian : berikan bersama makanan atau diantara waktu makan
ESO : hipotensi, ruam kulit, insomnia, mengantuk